admin | FEB \ 11 Juli 2018
Foto: istimewa
Kelas internasional Unhas punya kurikulum yang sama dengan kelas
regular, namun tidak dengan sarana dan praktik belajarnya.
Ada banyak cara yang dilakukan agar bisa duduk di Universitas
impian. Bisa melalui berbagai ujian seleksi nasional maupun ujian seleksi
mandiri. Di Unhas sendiri jalur masuk yang bisa ditempuh ada berbagai jalur di
antaranya: SNMPTN, SBMPTN , Jalur Non Subsidi (JNS), Jalur Penelusuran Prestasi
Olah Raga Seni dan Keilmuan (POSK) hingga jalur seleksi untuk Kelas
Internasional.
Hal terakhir, dapat dilihat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)
Universitas Hasanuddin. Selain itu ada juga di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Di kelas internasional FEB memiliki sarana yang lebih unggul
dari kelas regular. Seperti ruang kelas yang ber-AC dan meja kursi yang lebih
besar. Informasi itu diperoleh dari salah satu mahasiswa kelas internasional, hardiNM.
“Kursi di kelas bahkan fasilitasnya istimewa bukan seperti kelas
reguler,” katanya.
Lebih lanjut, hardiNM menyampaikan bahwa tidak ada biaya
tambahan selama proses kuliah. Ia bersama teman angkatannya di kelas
internasional Akuntansi berjumlah 7 orang mahasiswa yang aktif.
Namun, kelas internasional yang biaya masuknya sekitar 30 juta
dan biaya per semesternya mencapai 15 juta ini juga punya persamaan dengan
kelas regular. Itulah kurikulum. Di S1 kelas regular dan kelas internasional
kurikulumnya sama saja, yang membedakan ialah proses pembelajaran yang
menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Tentu jika seperti itu, dosen
pengajarnya juga harus mampu berbahasa Inggris.
Untuk menambah dosen, kelas internasional akan merekrut dosen
non PNS, di FEB sendiri ada tiga orang non-pns yang direkrut lulusan Australia.
Keterampilan dan kemampuan bahasa asing inilah yang membuat
mahasiswa kelas internasional mampu bersaing dan menjadi nilai lebihnya.
Oleh sebab itu, persyaratan umum untuk memasuki kelas
internasional salah satunya memiliki kecakapan Bahasa Inggris yang baik. Mereka
yang mendaftar mesti melewati test TOEFL yang dilakukan oleh Unhas.
Selain itu, mahasiswa kelas internasional akan memiliki
pengalaman belajar di luar negeri (international exposure).
Menurut keterangan Wakil Dekan I FEB, Kelas Internasional
Prof Dr Mahlia Muis SE M Si peminat kelas internasional semakin tahun
semakin meningkat, berbeda pada saat di awal pembentukan. Ia menambahkan dengan
rencana ini Unhas sudah berjalan ke arah World Class University (WCU), seperti
rencana strategisnya Unhas harus siap dalam menghadapi tantangan WCU.
“Renstranya universitas itu diturunkan ke renstranya fakultas.
Semua harus mengikuti rencana strategis universitas.Hal ini tentunya menjadi
tantangan bagi dosen-dosen yang mau mengajar di kelas internasional dituntut
untuk memperbaiki bahasa Inggrisnya,” ujar Prof Mahlia.
Kelas internasional yang dibuka tahun 2016 ini, memyediakan
kuota mahasiswa sebanyak 20 mahasiswa per kelas. Saat ini, mahasiswa angkatan
pertama diterima di tahun 2016 dan telah semester ke empat. Semester ke 6
nanti, mahasiswa prodi internasional akan ada program semacam sit in
class di universitas mitra seperti di Austalia dan bebrapa negara
lainnya.
“Ada yang satu bulan, ada yang satu semester, jadi kelas
internasional ini juga berkoordinasi dengan kantor urusan Internasional,” jelas
Prof Mahlia.
Lebih lanjut, Prof Mahlia menyampaikan bahwa Unhas nantinya juga
dapat menerima mahasiswa asing. “Unhas targetnya ada mahasiswa asing yang
teratarik kuliah disini misalnya negara tetangga seperti Australia,
Singapore, Thailand, yang dekat saja dulu (ASEAN),” harap Prof Mahlia.
Begitulah gambaran kelas internasional, bagaimana menurut
pandangan kalian?
No comments:
Post a Comment