Di pemilihan Mawapres, Akbar, begitu
sapa akrabnya, mengajukan penelitian terkait bidang keahlian yang dimilikinya
yaitu tentang perekonomian islam. Judulnya Surat Berharga Negara dengan Tanah
Wakaf yang Tidak Digunakan.
Menurutnya, tanah wakaf di Indonesia
yang notabene digunakan sebagai lahan pembangunan masjid dan pasantren,
sebenarnya bisa digunakan sebagai infrastruktur. Seperti pembuatan jalan tol,
sehingga pelayanan publiknya memiliki harga yang lebih murah. Jangkauannya pun
lebih besar jika digunakan untuk infrastruktur.
Hasil penelitian ini berhasil
memenangkan dirinya di persaingan pemilihan Mawapres. Tak hanya
itu, rupanya Akbar juga pernah mengikutkan idenya itu
di ajang Businnes Plan Competition di Jogyakarta
dan Indonesian Debat Competition di Bali. “Alhamdullillah
hasilnya memuaskan, juara satu di Yogyakarta dan juara dua di Bali,” paparnya.
Kompetitif, itulah seorang Akbar.
Sejak semester dua, ia mulai terjun ke dunia perlombaan Karya Tulis Ilmiah
(KTI). Hampir setiap bulan Akbar mengikuti event perlombaan.
Baik itu karya tulis maupun lomba debat.
Tak puas di bidang akademik, Akbar
ini mulai terjun di dunia bisnis. Saat ini Akbar mulai fokus dan disibukkan
dengan urusan bisnis. Ia merintis usaha di dua bidang yaitu Social Enterpreneuship
Khalifa Institute (lembaga bimbingan belajar) dan Banana Ship yang bergerak di
bidang kuliner.
“Passion nya sekarang di
bisnis. Maka dari itu saya memanfaatkan pengalaman mengajar saya,” tutur
pendiri Khalifah Institute itu, Senin (21/5).
Berbicara tentang Khalifah
Institute, saat ini Akbar telah memiliki sepuluh pegawai tetap. Bahkan jika
saat projek tertentu seperti try out SBMPTN, mereka bisa
merekrut hingga seratus tenaga pengajar sekaligus. Dengan jumlah peserta
mencapai 8000 siswa. Untuk omsetnya sendiri, Akbar mengatakan pernah mendapatkan
sekitar 60 juta dalam sekali kegiatan.
Belum ini, Akbar
mengikutkan Khalifah Institute dalam perlombaan yang diadakan
oleh Businnes School of National University Singapore di
Singapore. Dalam ajang tersebut anak dari seorang guru SD ini, berhasil mendapatkan
medali emas.
Selain sibuk mengurus kuliah dan bisnis
ia juga tidak lupa mengabdikan diri pada masyarakat. Pengabdian ini dilakoninya
melalui penggabungan usaha lembaga bimbingan belajarnya dan social
project yang dibuatnya. Seperti bimbingan belajar gratis bagi anak
yatim piatu dan anak kurang mampu.Selain program itu, Akbar juga
menjalankan beberapa social project lainnya. Seperti kampong juara,
lorong peduli inflasi, dan anak macca.
Berkat kepiawaianya dalam dunia
bisnis, sejak semester satu hingga sekarang Akbar tidak
pernah lagi membebankan biaya UKT ke orang tuanya.
Kesibukannya di dunia bisnis membuat
mahasiswa dengan IPK 3,93 ini semakin tertarik dengan berbagai jenis
usaha. Berbagai jenis usaha diliriknya.Rencananya, ia akan membuka usaha
keripik pisang dan warung ayam geprek di kampung halamannya.
Kunci dari semua pencapaiannya saat
ini, bagi Akbar tidak lepas dari doa kedua orangtuanya. Dan Ia
percaya bahwa segala sesuatunya akan mudah jika dikerjakan dengan
pikiran yang fokus dan beberapa trik khusus. Diakhir wawancaranya ia
berpesan, ”selalu patuhlah pada orang tua karena doa-doa merekalah yang akan
dijabah oleh-Nya,” Tuturnya.
Posting oleh : Hardin FEB Unhas
Posting oleh : Hardin FEB Unhas
No comments:
Post a Comment