MENU 1

LABEL BERJALAN

LIHAT SINI
Showing posts with label Tentang Banjir di UNHAS. Show all posts
Showing posts with label Tentang Banjir di UNHAS. Show all posts

Tuesday, March 26, 2019

Genangan Mengisahkan Kenangan



Suasana genangan air di Danau Unhas

Jl.Perintis Kemerdekaan depan Unhas Banjir tergenang

Danau Unhas meluap

 



Foto; Dokumentasi Arsip
Ketika memasuki musim hujan, Unhas selalu saja dihantui rasa takut oleh luapan air danau akibat derasnya hujan. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun Unhas selalu menjadi langganan banjir.
Beberapa hari  terakhir, hujan kembali mengguyur kota Makassar. Genangan air di tepi jalan seakan membuka memori ingatan mengenai peristiwa yang terjadi sebulan lalu. Beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan mengalami kebanjiran, lantaran debit air hujan yang tidak dapat terbendung lagi, seperti yang terjadi di Kabupaten Jeneponto.
Tak terkecuali Universitas Hasanuddin (Unhas). Ketika hujan deras turun, maka jalan yang berada di sekitar Danau Unhas pun mulai tergenang air. Kendaraan yang melintas harus rela mogok akibat dari menerobos genangan air tersebut.
Beberapa kali air Danau Unhas yang berada di dekat Masjid Kampus telah menyebrang ke danau sebelahnya. Sehingga kendaraan tidak bisa lagi melewati jalan tersebut. Bahkan ketika terik matahari pun, Danau Unhas tetap meluapkan airnya ke jalan raya. Seperti yang terjadi pada Minggu sore kemarin (17/2).
Sehari sebelumnya hujan memang mengguyur Unhas, namun tidak sampai meluapkan air. Tetapi keesokan harinya, setelah sore tiba air danau kemudian menggenangi jalan raya. Padahal hari Minggu kemarin tidak terjadi hujan.
Peristiwa seperti ini bukan hanya sekali dua kali saja terjadi. Hampir setiap tahun Unhas menjadi wilayah luapan air, terutama di area pintu satu Unhas. Dalam bundel Identitas edisi akhir Januari 2011, tercatat bahwa kawasan yang selalu menjadi langganan banjir berada di pintu satu Unhas.
Hal tersebut diakibatkan oleh jebolnya saluran drainase karena ketidaksesuaian pembangunan dengan perencanaan awal. Kala itu, salah seorang tim perencanaan pembangunan drainase Unhas, Prof Lawalenna menuturkan pembangunan drainase tersebut harus dilakukan peninjaun ulang .
“Banjir yang terjadi seharunsya disiasati dengan menaikkan tinggi jalan raya, sebab modelnya kini sudah cekung. Dengan perencanaan yang matang, seharusnya banjir yang terjadi tiap musim hujan tiba dapat ditanggulangi,” ungkapnya dalam bundel Identitas.­­
Akibat genangan air secara terus menerus, menyebabkan konstruksi jalan di daerah pintu satu Unhas menjadi melengkung. Beberapa wilayah yang memang menjadi tempat berkumpulnya air adalah pintu satu Unhas,  depan Fakultas Hukum Unhas, pintu dua Unhas, Ramsis Blok A Unhas, depan Fakultas Kedokteran Unhas, depan Masjid Al-Aqso, dan daerah Workshop Unhas.
Dua tahun setelah kejadian tersebut, peristiwa serupa kembali terjadi. Kali ini, ketika luapan Danau Unhas mulai meninggi, anak-anak yang merupakan penduduk sekitaran kampus datang bermain di luapan itu. Tak hanya itu, bahkan beberapa orang juga mencuci motornya di pinggir Danau tersebut.
Di bulan Desember 2017 lalu, air Danau Unhas  membeber lagi hingga ke jalan raya. Hal itu terjadi karena hujan terus mengguyur wilayah Unhas selama sehari semalam. Akibatnya, jalan menuju pintu satu Unhas tergenang.
Dalam akun Instagram identitas_unhas yang diterbitkan pada hari Rabu (20/12/2017), tertulis beberapa kendaraan nekat menerobos genangan air tersebut, bahkan  sempat terjadi macet.
“Kendaraan roda empat tak bisa melaju di pintu satu Unhas dan sempat terjadi macet. Serta dua pengendara motor menerobos genangan air,” tulisnya dalam akun Instagram.
Tahun 2019 ini, wilayah Makassar  dan sekitarnya mengalami kejadian nahas, terutama di Kampus Tamalanrea Unhas. Hampir  di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan, tergenang oleh air hujan. Peristiwa tersebut terjadi pada  hari Rabu (23/1).
Dalam berita online Identitas berjudul “Banjir di Makassar, Aktivitas Universitas Hasanuddin Tak Diliburkan”, Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA mengimbau kepada sivitas akademika Unhas, agar tetap melakukan aktivitas kampus walau kebanjiran. Hal tersebut disampaikan lewat rilis yang disebar oleh Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah PhD.
Hingga sekarang Unhas sama sekali belum mengambil langkah penanganan banjir. Padahal Danau Unhas siap kapan saja meluap bila ada tambahan debit air. Jika dilihat dari salah satu universitas yang ada di Malang, Unhas sangat jauh ketinggalan.
Yah, Universitas Brawijaya (UB) telah menggelontorkan dana sekitar satu Milyar Rupiah untuk membuat sumur injeksi sebanyak 100 buah di lingkungan kampus. Hal itu dilakukan pihak UB agar kampusnya tidak kebanjiran lagi.
Rektor UB, Prof Dr Ir M Bisri MS mengatakan pembuatan sumur tersebut, adalah salah satu langkah agar UB bisa bersaing dengan kampus dunia.
“Untuk mencapai daya saing dunia, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yakni, green campus, join campus, dan penelitian. Nah, sumur injeksi ini merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan green campus,” kata Prof Basri dalam artikel suryamalang.com, Senin (5/1/2015).
Selain itu, Universitas Indonesia (UI) juga mengambil andil dalam meningkatkan upaya penaganan banjir. Informasi yang dilansir dari news.okezone.com, Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail mengapresiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam meningkatkan fungsi hutan kota di Kampus UI. Hutan kota seluas 150 hektare itu menjadi garda terdepan sebelum air hujan mengalir ke DKI Jakarta.
“Kita terus berkomitmen, makin lama semakin masif dan strategis. Kita harapkan semangat lakukan reforestasi kawasan hutan rusak dibuatkan lagi, pemberian izin perubahan status perlu diminimalisasi,” harapnya, Sabtu (28/3/2015).
Menanggapi hal itu, Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Unhas, Morex Rein SE mengatakan, ia pernah mendengar kabar bahwa  ke depannya Unhas akan melaksanakan renovasi jalan, sebagai salah satu strateginya menghadapi banjir.
“Kalau masalah penanganan banjir, saya dengar akan dilakukan peninggian jalan,” ungkapnya, Kamis (7/2).
Lebih lanjut Morex menjelaskan, jika terdapat pohon yang tumbang di Unhas maka ia bersama timnya akan melakukan pembersihan. Entah itu di jalan raya maupun selokan.
“Kalau saya bersama tim, setiap pagi membersihkan pohon tumbang dan selokan yang dipenuhi ranting, bahkan kami membersihkan sampai ke rumah Jabatan Rektor,” paparnya.
Populerka oleh : Admin Blog