Suasana genangan air di Danau Unhas |
Jl.Perintis Kemerdekaan depan Unhas Banjir tergenang |
Danau Unhas meluap |
Foto; Dokumentasi Arsip
Ketika
memasuki musim hujan, Unhas selalu saja dihantui rasa takut oleh luapan air
danau akibat derasnya hujan. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun Unhas selalu
menjadi langganan banjir.
Beberapa
hari terakhir, hujan kembali mengguyur kota Makassar. Genangan air di
tepi jalan seakan membuka memori ingatan mengenai peristiwa yang terjadi
sebulan lalu. Beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan mengalami kebanjiran,
lantaran debit air hujan yang tidak dapat terbendung lagi, seperti yang terjadi
di Kabupaten Jeneponto.
Tak
terkecuali Universitas Hasanuddin (Unhas). Ketika hujan deras turun, maka
jalan yang berada di sekitar Danau Unhas pun mulai tergenang air. Kendaraan
yang melintas harus rela mogok akibat dari menerobos genangan air tersebut.
Beberapa
kali air Danau Unhas yang berada di dekat Masjid Kampus telah menyebrang ke
danau sebelahnya. Sehingga kendaraan tidak bisa lagi melewati jalan tersebut.
Bahkan ketika terik matahari pun, Danau Unhas tetap meluapkan airnya ke jalan
raya. Seperti yang terjadi pada Minggu sore kemarin (17/2).
Sehari
sebelumnya hujan memang mengguyur Unhas, namun tidak sampai meluapkan air.
Tetapi keesokan harinya, setelah sore tiba air danau kemudian menggenangi jalan
raya. Padahal hari Minggu kemarin tidak terjadi hujan.
Peristiwa
seperti ini bukan hanya sekali dua kali saja terjadi. Hampir setiap tahun Unhas
menjadi wilayah luapan air, terutama di area pintu satu Unhas. Dalam bundel
Identitas edisi akhir Januari 2011, tercatat bahwa kawasan yang selalu menjadi
langganan banjir berada di pintu satu Unhas.
Hal
tersebut diakibatkan oleh jebolnya saluran drainase karena ketidaksesuaian
pembangunan dengan perencanaan awal. Kala itu, salah seorang tim perencanaan
pembangunan drainase Unhas, Prof Lawalenna menuturkan pembangunan drainase
tersebut harus dilakukan peninjaun ulang .
“Banjir
yang terjadi seharunsya disiasati dengan menaikkan tinggi jalan raya, sebab
modelnya kini sudah cekung. Dengan perencanaan yang matang, seharusnya banjir
yang terjadi tiap musim hujan tiba dapat ditanggulangi,” ungkapnya dalam bundel
Identitas.
Akibat
genangan air secara terus menerus, menyebabkan konstruksi jalan di daerah pintu
satu Unhas menjadi melengkung. Beberapa wilayah yang memang menjadi tempat
berkumpulnya air adalah pintu satu Unhas, depan Fakultas Hukum Unhas,
pintu dua Unhas, Ramsis Blok A Unhas, depan Fakultas Kedokteran Unhas, depan
Masjid Al-Aqso, dan daerah Workshop Unhas.
Dua
tahun setelah kejadian tersebut, peristiwa serupa kembali terjadi. Kali ini,
ketika luapan Danau Unhas mulai meninggi, anak-anak yang merupakan penduduk
sekitaran kampus datang bermain di luapan itu. Tak hanya itu, bahkan beberapa
orang juga mencuci motornya di pinggir Danau tersebut.
Di
bulan Desember 2017 lalu, air Danau Unhas membeber lagi hingga ke jalan
raya. Hal itu terjadi karena hujan terus mengguyur wilayah Unhas selama sehari
semalam. Akibatnya, jalan menuju pintu satu Unhas tergenang.
Dalam
akun Instagram identitas_unhas yang diterbitkan pada hari Rabu
(20/12/2017), tertulis beberapa kendaraan nekat menerobos genangan air
tersebut, bahkan sempat terjadi macet.
“Kendaraan
roda empat tak bisa melaju di pintu satu Unhas dan sempat terjadi macet. Serta
dua pengendara motor menerobos genangan air,” tulisnya dalam akun Instagram.
Tahun
2019 ini, wilayah Makassar dan sekitarnya mengalami kejadian nahas,
terutama di Kampus Tamalanrea Unhas. Hampir di sepanjang Jalan Perintis
Kemerdekaan, tergenang oleh air hujan. Peristiwa tersebut terjadi pada
hari Rabu (23/1).
Dalam
berita online Identitas berjudul “Banjir di Makassar,
Aktivitas Universitas Hasanuddin Tak Diliburkan”, Rektor Unhas, Prof Dr
Dwia Aries Tina Pulubuhu MA mengimbau kepada sivitas akademika Unhas, agar
tetap melakukan aktivitas kampus walau kebanjiran. Hal tersebut disampaikan
lewat rilis yang disebar oleh Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah PhD.
Hingga
sekarang Unhas sama sekali belum mengambil langkah penanganan banjir. Padahal
Danau Unhas siap kapan saja meluap bila ada tambahan debit air. Jika dilihat
dari salah satu universitas yang ada di Malang, Unhas sangat jauh ketinggalan.
Yah,
Universitas Brawijaya (UB) telah menggelontorkan dana sekitar satu Milyar
Rupiah untuk membuat sumur injeksi sebanyak 100 buah di lingkungan kampus. Hal
itu dilakukan pihak UB agar kampusnya tidak kebanjiran lagi.
Rektor
UB, Prof Dr Ir M Bisri MS mengatakan pembuatan sumur tersebut, adalah salah
satu langkah agar UB bisa bersaing dengan kampus dunia.
“Untuk
mencapai daya saing dunia, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan yakni, green
campus, join campus, dan penelitian. Nah, sumur injeksi ini merupakan salah
satu upaya dalam mewujudkan green campus,” kata Prof Basri dalam
artikel suryamalang.com, Senin
(5/1/2015).
Selain
itu, Universitas Indonesia (UI) juga mengambil andil dalam meningkatkan upaya
penaganan banjir. Informasi yang dilansir dari news.okezone.com,
Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail mengapresiasi Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan dalam meningkatkan fungsi hutan kota di Kampus UI. Hutan kota
seluas 150 hektare itu menjadi garda terdepan sebelum air hujan mengalir ke DKI
Jakarta.
“Kita
terus berkomitmen, makin lama semakin masif dan strategis. Kita harapkan
semangat lakukan reforestasi kawasan hutan rusak dibuatkan lagi, pemberian izin
perubahan status perlu diminimalisasi,” harapnya, Sabtu (28/3/2015).
Menanggapi
hal itu, Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Unhas, Morex Rein SE mengatakan, ia
pernah mendengar kabar bahwa ke depannya Unhas akan melaksanakan renovasi
jalan, sebagai salah satu strateginya menghadapi banjir.
“Kalau
masalah penanganan banjir, saya dengar akan dilakukan peninggian jalan,”
ungkapnya, Kamis (7/2).
Lebih
lanjut Morex menjelaskan, jika terdapat pohon yang tumbang di Unhas maka ia
bersama timnya akan melakukan pembersihan. Entah itu di jalan raya maupun
selokan.
“Kalau
saya bersama tim, setiap pagi membersihkan pohon tumbang dan selokan yang
dipenuhi ranting, bahkan kami membersihkan sampai ke rumah Jabatan Rektor,”
paparnya.
|